Rabu, 14 Desember 2011

Ekspedisi Hutan larangan adat Desa Rumbio

Pada tanggal 10 Desember 2011 tim mahasiswa kehutanan Universitas Riau melakukan ekspidisi ke hutan larangan adat desa Rumbio.
Tim mahasiswa yang berangkat terdiri dari 7 orang yaitu : Lis sutrisno, Mardiantino, Ryan Sumitran, Rahmad fadillah, Nurfaizin, Yoghi gusrandi, Ari Adrian
Kegiatan kami meliputi survey kawasan, potensi dan dan kondisi sosial masyarakat disekitar hutan larangan adat desa Rumbio.
Masyarakat sangat terbantu dengan masih terjaga nya kawasan hutan adat desa rumbio ini. Hampir 90% masyarakat desa rumbio mengantungkan hidupnya di hutan adat tersebut. Masyarakat memanfaatkan hasil hutan yang ada seperti hasil karet, rotan, buah, tanaman obat dan sebagainya.
Berikut adalah foto hasil dokumentasi kami dilapangan.


Survey lapangan Sosial Ekonomi Masyarakat Rantau Bais. Kec. Tanah Putih ROHIL jilid 2

Perjuangan di penghuluan Rantau Bais belum selesai..
Pada tanggal 11 desember 2011 kami pun berangkat ke kabupaten ROHIL untuk penyelesaian kegiatan survey kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan.
Tim mahasiswa terdiri dari 4 orang yaitu Lis sutrisno, mardiantino, nuryasin, ryan sumitran
Sementara tim dosen adalah rudianda S.hut, M.Si dan kawan-kawan
Kegiatan kami meliputi survey lapangan masyarakat dan berdiskusi dengan tokoh desa dan para ninik mamak yang ada dipenghuluan Rantau bais.

    

Senin, 05 Desember 2011

Survey lapangan Sosial Ekonomi Masyarakat Rantau Bais. Kec. Tanah Putih ROHIL

Setelah selesai melaksanakan survey di kecamatan Bangko Pusako, kami pun melanjutkan survey di Kepenghuluan Rantau Bais Kec Tanah Putih, kegiatan yang kami lakukan tidak jauh berbeda dengan apa yang kami lakukan di kec Bangko.
ada pun Tim Mahasiswa terdiri dari : Lis sutrisno, Mardiantino, Nuryasin, Ryan Sumitran dan Mulya Ahmadi
sedangkan Tim dosen terdiri dari: Rudianda Sulaeman S.hut, M.Si......dkk










Kegiatan survey lapangan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kec. Bangko pusako kab. ROHIL

Salah satu kegiatan dari lab kehutanan universitas Riau yang telah kami lakukan adalah kegiatan survey lapangan di kec. Bangko pusako ROHIL. kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 november 2011. kegiatan ini berlangsung selama 2 hari di lapangan. ada pun kegiatan nya meliputi survey keadaan lapangan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
adapun anggota kegiatan survey ini adalah :
Tim dosen : Rudianda sulaeman S.hut, M.Si ...........dkk
Mahasiswa : Lis sutrisno, Mardiantino dan Nuryasin
Berikut ini adalah hasil dokumentasi kegiatan kami selama dilapangan.




Manfaat "CUKA KAYU"


A. Manfaat Dibidang Pertanian

Sector pertanian adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini sangat berkaitan dengan ketersediaan sumber bahan pangan. Banyak juga masyarakat yang menggantungkan hidup pada hasil pertanian yaitu bekerja sebagai petani.

Hasil yang melimpah dengan kualitas tinggi adalah harapan setiap petani agar mendapat penghasilan yang tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeliharaan intensif. Salah satunya dengan menggunakan teknologi cuka kayu. menurut penelitian cuka kayu ini banyak sekali memberikan kelebihan bagi sector pertanian,
diantaranya
• Merangsang pertumbuhan dan menguatkan akar,daun dan batang pada sayuran dan tanaman pokok.
• Menyuburkan tanah dan menghambat pertumbuhan hama penyakit tanaman.
• Mempertinggi kualitas dan memperbanyak buah hingga 70%.
• Menambah jumlah mikroba yang berguna bagi tanah dan tanaman.
• Menetralkan derajat keasaman/ PH tanah

Cuka kayu juga dapat digunakan untuk menghilangkan bau pada bahan buangan ladang, dan dapat mengurangi pengaruh bahan kimia pada hasil pertanian hingga 50%.

Begitu banyak khasiat cuka kayu dalam sektor pertanian. Untuk lebih memahami penggunaan cuka kayu dalam mengaplikasikannya, dibawah ini akan dijabarkan cara- cara menggunakan cuka kayu.

Meningkatkan keberhasilan dalam penyemaian benih tanaman
Ø
Untuk menambah keberhasilan semai pada benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; campurkan cuka kayu pada air dengan perbandingan 1:800 . artinya 1 ml cuka kayu dilarutkan kedalam 800 ml untuk air. Kemudian semprotkan pada media semai sebelum benih disemaikan. Cuka kayu ini berfungsi untuk membunuh hama penyakit pada media semai.

Sedangkan untuk menyempurnakan hasil perkecambahan benih, yaitu dengan cara direndam terlebih dahulu dengan larutan cuka kayu. konsentrasi yang digunakan adalah cuka kayu dan air 1:200. Perendaman dilakukan selama 24 jam penuh. Kemudian ditiriskan dan benih siap disemaikan.

Mengurangi hama penyakit pada lubang tanam
Ø
Cuka kayu dapat digunakan untuk membunuh hama pada lubang tanam. Caranya dengan melarutkan cuka kayu pada air dengan takaran 1:50. Kemudian disiramkan ke lubang tanam pada 10hari sebelum melakukan penanaman. Hal ini terbukti efektif untuk mencegah kematian pada tanaman.

Menghilangkan penyakit pada daun
Ø
Ulat dan hama penyakit pada daun dapat dihilangkan dengan menggunakan cuka kayu. caranya dengan melarutkannya kedalam air dengan presentase cuka kayu dan air adalah 1:200. Campuran ini kemudian disemprotkan pada pucuk dan daun. Lakukan penyemprotan setiap seminggu sekali.

Menetralkan kadar keasaman(PH) tanah
Ø
Cuka kayu dapat juga digunakan untuk menetralkan kadar keasaman tanah. Dilakukan dengan melarutkan cuka kayu pada air dengan presentase 1:300. Kemudian campuran disiramkan pada akar pokok dan pada tanah disekitar tanaman. Hal ini juga sekaligus dapat membasmi kuman disekitar tanaman.

Mengurangi keguguran pada buah
Ø
Buah yang sering gugur atau jatuh sebelum waktunya dapat dikurangi dengan menyemprotkan campuran cuka kayu dengan air pada bagian putik buah. Takaran yang dianjurkan adalah dengan presentase cuka kayu dan air 1:500.

Menghilangkan intensitas lumut
Ø
Lumut atau rumpai biasanya muncul pada tempat yang lembab dan kurang terkena sinar matahari. Untuk mengurangi perkembangan lumut tersebut dapat digunakan cuka kayu yang telah bercampur air dengan takaran 1:5. Penggunaannya hanya tinggal disemprotkan pada lumut/ rumpai yang ingin dihilangkan.


B. Manfaat dibidang peternakan

Cuka kayu sering digunakan disektor peternakan guna meningkatkan hasil ternak. Sebagai campuran pakan ternakan, Cuka kayu yang digunakan yaitu dicampur air dengan takaran 1:100. Kemudian campurkan larutan Cuka kayu sebanyak 1 liter dengan 100 kg pakan ternak. Usahakan agar pakan dikonsumsi oleh ternak setiap hari, agar hasil yang didapat bias maksimal.

Pemberian cuka kayu pada pakan hewan terbukti efektif untuk menghilangkan berbagai macam penyakit. Meningkatkan kualitas dan kuantitas dari susu, daging dan lain-lain. Juga dapat merangsang pertumbuhan ternak.
Untuk membersihkan kandang ternak agar terhindar dari penyakit, digunakan larutan cuka kayu. tetapi untuk dapat menjadi antikkuman yang efektif, larutan yang digunakan adalah dengan knsentrasi cuka kayu dan air antara 1:100 sampai 1:500.


C. Manfaat didalam Ruangan

Di sekitar rumah biasanya terdapat libah- limbah rumah tangga yang sering menimbulkan bau tidak sedap. Bau tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan cuka kayu yang dilarutkan dengan air pada takaran 1:5. Kemudian disemprotkan pada tempat dimana sampah berada.

Untuk menghilangkan semut lipas, dan serangga lainnya disekitar rumah, dapat dilakukan dengan menyemprotkan larutan cuka kayu disetiap sudut rumah atau tempat semut berada. Takaran cuka kayu dengan air yang digunakan adalah 1:2. Semut dan serangga akan terganggu dengan bau dari cuka kayu ini, Sehingga akan menghindarinya.

Apabila tercium bau yang tidak sedap, dapat dihilangkan dengan memberi cuka kayu yang dituangkan pada wadah. Kemudian diletakkan pada sudut rumah yang terasa bau yang tidak sedap tersebut.

Diposkan oleh Lana Mahesa di 7:42:00 PM

http://lmahesa.blogspot.com/2010/12/manfaat-cuka-kayu_12.html

Cuka Kayu
Cuka Kayu merupakan campuran larutan dan disperse koloid dari asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis kayu yang merupakan proses dekomposisi dari komponen-komponen penyusun kayu seperti lignin, selulosa dan hemiselulosa akibat panas tanpa adanya oksigen. Cuka Kayu merupakan cairan, warna hitam-kuning, bau menyengat, sifat asam, berbagai macam jenis komponen kimia.

Komponen-komponen penyusun cuka kayu meliputi : senyawa fenol, karbonil, asam dan hidrokarbon polisiklis aromatis. Komposisi senyawa penyusun cuka kayu adalah air (11 - 92 %), fenol (0,2 - 2,9%), asam (2,8 - 9,5%), karbonil (2,6 – 4,0 %) dan tar (1 – 7 %).

Cuka Kayu memiliki sifat antioksidan dan antimikroba dari senyawa fenol. Antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau memperlambat kecepatan oksidasi terhadap zat-zat yang dapat mengalami autooksidasi sehingga produk lebih awet dan tahan lama.

Manfaat Cuka Kayu, antara lain :
1. Menghilangkan bau tidak sedap atau deodoran
2. Mengahambat pertumbuhan mikroorganisme
3. Mencegah pertumbuhan jamur
4. Mampu menolak kehadiran binatang kecil (tikus, rayap)
5. Mempercepat pertumbuhan tanaman
6. Mengatasi pertumbuhan tanaman liar/pengganggu
7. Pengawet kayu.

cuka kayu

Cuka kayu bisa disebut juga asap cair. Juka kayu biasa diperoleh dari hasil destilasi asap. Pada saat pembuatan arang asapnya bisa ditampung dan didinginkan/dicairkan/didestilasi menjadi bentuk cairan. Dan bisa bermanfaat.
A. Kandungan Asap Cair
Komponen-komponen penyusun asap cair meliputi : senyawa fenol, karbonil, asam dan hidrokarbon polisiklis aromatis.
1. Senyawa-senyawa fenol
2. Senyawa-senyawa asam
3. Senyawa Hidrokarbon Polisiklis Aromatis (HPA)
4. Senyawa benze(a)pyrene

B. Sifat Asap Cair
Asap telah diketahui memiliki sifat antioksidan dan antimikroba disamping sifat-sifat lain misalnya merubah tekstur pada produk olahan (daging,ikan) dan merubah kualitas nutrisi pada produk olahan. Sifat antioksidan dan antimikroba terutama diperoleh dari senyawa-senyawa fenol yang merupakan salah satu komponen aktif dalam asap selain karbonil, keton, aldehid, asam-asam, lakton, alkohol, furan dan ester. Antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau memperlambat kecepatan oksidasi terdapat zat-zat yang dapat mengalami autooksidasi.

C. Pemurniaan Asap Cair
Asap cair dan tar adalah cairan yang dihasilkan dari proses kondensasi asap. Pemisahan asap cair dan tar dapat dilakukan dengan pengendapan alami, sentrifugasi, penyaringan dan redestilasi.
Proses yang menyebabkan terpisahnya partikel-partikel besar dari asap akan menurunkan kadar benze(a)pyrene. Proses tersebut antara lain adalah pengendapan dan penyaringan. Penyaringan tersebut menggunakan bermacam-macam cara diantaranya kertas whatman, zeolit dan karbon aktif.
Proses pemurnian asap cair dengan distilasi merupakan teknik yang umum dilakukan. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing unsur dalam campuran tersebut.

D. Kualitas asap cair
Golongan-golongan senyawa penyusun asap cair adalah air (11 - 92 %), fenol (0,2 - 2,9%), asam (2,8 - 9,5%), karbonil (2,6 – 4,0 %) dan tar (1 – 7 %).
Penggolongan asap cair ditentukan berdasarkan :
1. Grade pertama, spesifikasi warna bening, aroma tdak kuat, digunakan untuk pengawet mie, ikan, dging ayam, dagng sapi, dan tahu.
2. Grade kedua, spesifikasi warna bening kekuningan, aroma kurang kuat, digunakan untuk pengawet mie, ikan, dging ayam, dagng sapi, dan tahu.
3. Grade ketiga, spesifikasi warna kuning kecoklatan, aroma kuat, digunakan untuk pengawet ikan asin, ikan pindang, antiseptic, obat kulit, dan latek.

E. Keuntungan dan Sifat Fungsional Asap Cair
Keuntungan penggunaan asap cair antara lain lebih intensif dalam pemberian citarasa, kontrol hilangnya citarasa lebih mudah, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan pangan, lebih hemat dalam pemakaian kayu sebagai bahan asap, polusi lingkungan dapat diperkecil dan dapat diaplikasikan ke dalam bahan dengan berbagai cara seperti penyemprotan, pencelupan, atau dicampur langsung dalam makanan. Selain itu keuntungan lain yang diperoleh dari asap cair, adalah :
1. Keamanan Produk Asapan
Penggunaan asap cair yang diproses dengan baik dapat mengeliminasi asap berbahaya yang berupa hidrokarbon polisiklis aromatis. Komponen ini tidak diharapkan karena beberapa diantaranya terbukti bersifat karsinogen pada dosis tinggi.Melalui pembakaran terkontrol, aging, dan teknik pengolahan yang semakin baik, tar dan fraksi minyak berat dapat dipisahkan sehingga produk asapan yang dihasilkan bebas HPA.


2. Aktivitas Antioksidan
Cuka kayu dapat berfungsi sebagai antioksidan melalui pencegahan oksidasi lemak dengan menstabilkan radikal bebas dan efektif dalam menghambat pembentukan off flavor oksidatif. Adanya senyawa fenol dalam asap cair memberikan sifat antioksidan teradap fraksi minyak dalam produk asapan. Dimana senyawa fenolat ini dapat berperan sebagai donor hidrogen dan efektif dalam jumlah sangat kecil untuk menghambat autooksidasi lemak.
3. Aktivitas Antibakterial
Potensi asap cair sebagai antibakteri dapat memperpanjang masa simpan produk dengan mencegah kerusakan akibat aktivitas bakteri perusak atau pembusuk, dan juga dapat melindungi konsumen dari aktivitas bakteri pathogen. Peran bakteriostatik dari asap cair semula hanya disebabkan karena adanya formaldehid saja tetapi aktivitas dari senyawa ini saja tetapi aktivitas dari senyawa ini saja tidak cukup sebagai penyebab semua efek yang diamati. Kombinasi antara komponen fungsional fenol dan asam-asam organik yang bekerja secara sinergis mencegah dan mengontrol pertumbuhan mikroba. Adanya fenol dengan titik didih tinggi dalam asap juga merupakan zat antibakteria yang sangat tinggi. Fraksi fenol dengan titik didih rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
Asam lebih kuat menghambat pertumbuhan bakteri daripada senyawa fenol, Namun, apabila keduanya digabungkan akan menghasilkan kemampuan penghambatan yang lebih besar daripada masing-masing senyawa. Selain asam dan fenol masih ada senyawa lain yang diperkirakan ikut berperanan dalam menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu urotropin sebagai derivst piridin dan senyawa pirolignin.
4. Potensi pembentukan warna coklat
Pewarnaan khas produk asapan berasal dari interaksi antara karbonil asap denga gugus amino protein produk yang diasap. Warna produk berkisar dari kuning keemasan sampai coklat gelap.Karbonil mempunyai efek terbesar pada terjadinya pembentukan warna coklat pada produk asapan. Jenis komponen karbonil yang paling berperan adalah aldehid glioksal dan metal glioksal sedangkan formaldehid dan hidroaksiasetol memberikan peranan yang rendah Fenol juga memberikan kontribusi pada pembentukan warna coklat pada produk yang diasap meskipun intensitasnya tidak sebesar karbonil.
5. Kemudahan dan variasi penggunaan
Asap cair bisa digunakan dalam bentuk cairan, dalam fase pelarut minyak dan bentuk serbuk sehingga memungkinkan penggunaan asap cair yang lebih luas dan mudah untuk berbagai produk.

F. Aplikasi Asap Cair
Salah satu keunggulan asap cair adalah dapat diaplikasikan pada makanan yang biasanya tidak diisap. Asap cair lebih mudah digunakan, lebih ekonomis dan dapat diaplikasikan pada suhu yang dikehendaki, juga dimungkinkan untuk menfraksinasi asap cair untuk memperoleh sifat organoleptik yang diinginkan.
Asap cair dapat diaplikasikan pada produk dengan berbagai cara, yaitu :
1. Pencampuran
Asap cair dapat ditambahkan langsung pada produk seperti sosis, salami, keju oles, emulsi daging, dan lain-lain. Banyaknya asap cair yang ditambahkan pada produk kantara 0,1 – 1 % berat bahan produk.
2. Pencelupan
Produk yang diasap dicelupkan dalam cairan yang mengandung asap cair selama 50-60 detik. Perlakuan pencelupan dalam asap cair berpengaruh terhadap warna produk asapan tapi rasanya sangat lemah. Produk yang diperlakukan dengan cara ini menunjukkan kualitas organoleptik yang memuaskan secara keseluruhan. Cara ini terutama dilakukan untuk ikan, daging dan sosis.
3. Injeksi
Asap cair ditambahkan kedalam larutan yang diinjeksikan dalam jumlah bervariasi antara 0,25 – 1 %. Meetode ini menghasilkan flavor dan pengulangan yang lebih seragam pada daging ikan.
4. Atomisasi
Asap cair diatomisasikan ke dalam sebuah saluran dimana produk ikan bergerak. Cara ini memberikan kenampakan asap pada produk daging bagian perut, sosis dan ham. Hasil yang diperoleh dengan cara ini mempunyai kualitas organoleptik yang baik.
5. Penguapan
Penguapan asap cair dari permukaan yang panas akan mengubah kembali bentuk asap cair dari cairan menjadi uap / asap.

G. Manfaat Asap Cair
Asap cair memiliki banyak manfaat dan telah banyak digunakan pada berbagai industri, antara lain :
1. Industri pangan
Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma spesifik juga sebagai pegawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisonal dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat dihindari. Pengawetan bahan pangan dengan asap cair / cuka kayu dapat dilakukan dengan mencelupkan bahan pada larutan asap / cuka kayu atau menyemprotkan larutan asap pada bahan kemudian produk dikeringkan.
2. Industri perkebunan
Asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti antijamur, antibakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan.Penyemprotan asap cair diatas bokar (bahan olah karet) dapat menghilangkan bau busuknya, dan asap cair dapat membekukan lateks (getah karet) dengan sempurna.

3. Industri Kayu
Kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap daripada kayu tanpa diolesi asap cair.
4. Untuk Tanaman dan Kesehatan
• Memperbaiki kondisi tanah
• Herbisida (mengendalikan gulma/alang-alang)
• Pestisida (antibakteri) dan fungsida (antijamur)
• Pengusir serangga perusak
• Antioksidan dan Antiseptik
• Obat-obatan (detoksifikasi, kosmetik)

CUKA KAYU

Cuka kayu bisa disebut juga asap cair. Juka kayu biasa diperoleh dari hasil destilasi asap. Pada saat pembuatan arang asapnya bisa ditampung dan didinginkan/dicairkan/didestilasi menjadi bentuk cairan. Dan bisa bermanfaat.

A. Kandungan Asap Cair

Komponen-komponen penyusun asap cair meliputi : senyawa fenol, karbonil, asam dan hidrokarbon polisiklis aromatis.

1. Senyawa-senyawa fenol

2. Senyawa-senyawa asam

3. Senyawa Hidrokarbon Polisiklis Aromatis (HPA)

4. Senyawa benze(a)pyrene

  1. Sifat Asap Cair

Asap telah diketahui memiliki sifat antioksidan dan antimikroba disamping sifat-sifat lain misalnya merubah tekstur pada produk olahan (daging,ikan) dan merubah kualitas nutrisi pada produk olahan. Sifat antioksidan dan antimikroba terutama diperoleh dari senyawa-senyawa fenol yang merupakan salah satu komponen aktif dalam asap selain karbonil, keton, aldehid, asam-asam, lakton, alkohol, furan dan ester. Antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau memperlambat kecepatan oksidasi terdapat zat-zat yang dapat mengalami autooksidasi.

C. Pemurniaan Asap Cair

Asap cair dan tar adalah cairan yang dihasilkan dari proses kondensasi asap. Pemisahan asap cair dan tar dapat dilakukan dengan pengendapan alami, sentrifugasi, penyaringan dan redestilasi.

Proses yang menyebabkan terpisahnya partikel-partikel besar dari asap akan menurunkan kadar benze(a)pyrene. Proses tersebut antara lain adalah pengendapan dan penyaringan. Penyaringan tersebut menggunakan bermacam-macam cara diantaranya kertas whatman, zeolit dan karbon aktif.

Proses pemurnian asap cair dengan distilasi merupakan teknik yang umum dilakukan. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing unsur dalam campuran tersebut.

D. Kualitas asap cair

Golongan-golongan senyawa penyusun asap cair adalah air (11 - 92 %), fenol (0,2 - 2,9%), asam (2,8 - 9,5%), karbonil (2,6 – 4,0 %) dan tar (1 – 7 %).

Penggolongan asap cair ditentukan berdasarkan :

1. Grade pertama, spesifikasi warna bening, aroma tdak kuat, digunakan untuk pengawet mie, ikan, dging ayam, dagng sapi, dan tahu.

2. Grade kedua, spesifikasi warna bening kekuningan, aroma kurang kuat, digunakan untuk pengawet mie, ikan, dging ayam, dagng sapi, dan tahu.

3. Grade ketiga, spesifikasi warna kuning kecoklatan, aroma kuat, digunakan untuk pengawet ikan asin, ikan pindang, antiseptic, obat kulit, dan latek.

E. Keuntungan dan Sifat Fungsional Asap Cair

Keuntungan penggunaan asap cair antara lain lebih intensif dalam pemberian citarasa, kontrol hilangnya citarasa lebih mudah, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan pangan, lebih hemat dalam pemakaian kayu sebagai bahan asap, polusi lingkungan dapat diperkecil dan dapat diaplikasikan ke dalam bahan dengan berbagai cara seperti penyemprotan, pencelupan, atau dicampur langsung dalam makanan. Selain itu keuntungan lain yang diperoleh dari asap cair, adalah :

1. Keamanan Produk Asapan

Penggunaan asap cair yang diproses dengan baik dapat mengeliminasi asap berbahaya yang berupa hidrokarbon polisiklis aromatis. Komponen ini tidak diharapkan karena beberapa diantaranya terbukti bersifat karsinogen pada dosis tinggi.Melalui pembakaran terkontrol, aging, dan teknik pengolahan yang semakin baik, tar dan fraksi minyak berat dapat dipisahkan sehingga produk asapan yang dihasilkan bebas HPA.

2. Aktivitas Antioksidan

Cuka kayu dapat berfungsi sebagai antioksidan melalui pencegahan oksidasi lemak dengan menstabilkan radikal bebas dan efektif dalam menghambat pembentukan off flavor oksidatif. Adanya senyawa fenol dalam asap cair memberikan sifat antioksidan teradap fraksi minyak dalam produk asapan. Dimana senyawa fenolat ini dapat berperan sebagai donor hidrogen dan efektif dalam jumlah sangat kecil untuk menghambat autooksidasi lemak.

3. Aktivitas Antibakterial

Potensi asap cair sebagai antibakteri dapat memperpanjang masa simpan produk dengan mencegah kerusakan akibat aktivitas bakteri perusak atau pembusuk, dan juga dapat melindungi konsumen dari aktivitas bakteri pathogen. Peran bakteriostatik dari asap cair semula hanya disebabkan karena adanya formaldehid saja tetapi aktivitas dari senyawa ini saja tetapi aktivitas dari senyawa ini saja tidak cukup sebagai penyebab semua efek yang diamati. Kombinasi antara komponen fungsional fenol dan asam-asam organik yang bekerja secara sinergis mencegah dan mengontrol pertumbuhan mikroba. Adanya fenol dengan titik didih tinggi dalam asap juga merupakan zat antibakteria yang sangat tinggi. Fraksi fenol dengan titik didih rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

Asam lebih kuat menghambat pertumbuhan bakteri daripada senyawa fenol, Namun, apabila keduanya digabungkan akan menghasilkan kemampuan penghambatan yang lebih besar daripada masing-masing senyawa. Selain asam dan fenol masih ada senyawa lain yang diperkirakan ikut berperanan dalam menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu urotropin sebagai derivst piridin dan senyawa pirolignin.

4. Potensi pembentukan warna coklat

Pewarnaan khas produk asapan berasal dari interaksi antara karbonil asap denga gugus amino protein produk yang diasap. Warna produk berkisar dari kuning keemasan sampai coklat gelap.Karbonil mempunyai efek terbesar pada terjadinya pembentukan warna coklat pada produk asapan. Jenis komponen karbonil yang paling berperan adalah aldehid glioksal dan metal glioksal sedangkan formaldehid dan hidroaksiasetol memberikan peranan yang rendah Fenol juga memberikan kontribusi pada pembentukan warna coklat pada produk yang diasap meskipun intensitasnya tidak sebesar karbonil.

5. Kemudahan dan variasi penggunaan

Asap cair bisa digunakan dalam bentuk cairan, dalam fase pelarut minyak dan bentuk serbuk sehingga memungkinkan penggunaan asap cair yang lebih luas dan mudah untuk berbagai produk.

F. Aplikasi Asap Cair

Salah satu keunggulan asap cair adalah dapat diaplikasikan pada makanan yang biasanya tidak diisap. Asap cair lebih mudah digunakan, lebih ekonomis dan dapat diaplikasikan pada suhu yang dikehendaki, juga dimungkinkan untuk menfraksinasi asap cair untuk memperoleh sifat organoleptik yang diinginkan.

Asap cair dapat diaplikasikan pada produk dengan berbagai cara, yaitu :

1. Pencampuran

Asap cair dapat ditambahkan langsung pada produk seperti sosis, salami, keju oles, emulsi daging, dan lain-lain. Banyaknya asap cair yang ditambahkan pada produk kantara 0,1 – 1 % berat bahan produk.

2. Pencelupan

Produk yang diasap dicelupkan dalam cairan yang mengandung asap cair selama 50-60 detik. Perlakuan pencelupan dalam asap cair berpengaruh terhadap warna produk asapan tapi rasanya sangat lemah. Produk yang diperlakukan dengan cara ini menunjukkan kualitas organoleptik yang memuaskan secara keseluruhan. Cara ini terutama dilakukan untuk ikan, daging dan sosis.

3. Injeksi

Asap cair ditambahkan kedalam larutan yang diinjeksikan dalam jumlah bervariasi antara 0,25 – 1 %. Meetode ini menghasilkan flavor dan pengulangan yang lebih seragam pada daging ikan.

4. Atomisasi

Asap cair diatomisasikan ke dalam sebuah saluran dimana produk ikan bergerak. Cara ini memberikan kenampakan asap pada produk daging bagian perut, sosis dan ham. Hasil yang diperoleh dengan cara ini mempunyai kualitas organoleptik yang baik.

5. Penguapan

Penguapan asap cair dari permukaan yang panas akan mengubah kembali bentuk asap cair dari cairan menjadi uap / asap.

G. Manfaat Asap Cair

Asap cair memiliki banyak manfaat dan telah banyak digunakan pada berbagai industri, antara lain :

1. Iindustri pangan

Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma spesifik juga sebagai pegawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisonal dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat dihindari. Pengawetan bahan pangan dengan asap cair / cuka kayu dapat dilakukan dengan mencelupkan bahan pada larutan asap / cuka kayu atau menyemprotkan larutan asap pada bahan kemudian produk dikeringkan.

2. Iindustri perkebunan

Asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti antijamur, antibakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan.Penyemprotan asap cair diatas bokar (bahan olah karet) dapat menghilangkan bau busuknya, dan asap cair dapat membekukan lateks (getah karet) dengan sempurna.

3. Iindustri Kayu

Kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap daripada kayu tanpa diolesi asap cair.

4. Untuk Tanaman dan Kesehatan

· Memperbaiki kondisi tanah

· Herbisida (mengendalikan gulma/alang-alang)

· Pestisida (antibakteri) dan fungsida (antijamur)

· Pengusir serangga perusak

· Antioksidan dan Antiseptik

· Obat-obatan (detoksifikasi, kosmetik)

Menghitung kadar air kayu

Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terdapat di dalam kayu atau produk kayu biasanya dinyatakan secara kuantitatif dalam persen (%) terhadap berat kayu bebas air atau berat kering tanur (BKT), namun dapat juga dipakai satuan terhadap berat basahnya. Berat kering tanur dijadikan sebagai dasar karena berat kering tanur merupakan indikasi dari jumlah substansi/bahan solid yang ada (Panshin dan de Zeeuw, 1980). Rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kadar air adalah sebagai berikut :

%KA= (berat dengan air / BKT) x 100
Karena penyebutnya adalah berat kering bukan berat total, kadar air yang dihitung dengan cara ini dapat melebihi 100%. Salah satu cara yang paling lazim untuk menentukan kadar air adalah dengan menimbang contoh uji basah dan mengeringkannya dalam tanur pada 103 ± 2oC untuk mengeluarkan semua air, kemudian menimbangnya kembali. Rincian metode kering tanur ini diterangkan di dalam standar ASTM (American Society for Testing and Materials) D 2016. Apabila menggunakan metode kering tanur, kadar air dapat dihitung sebagai berikut
%KA={(berat dengan air – BKT)/BKT}x100

Suatu contoh mungkin dapat menolong menggambarkan bagaimana kandungan air
dihitung. Suatu balok meranti merah (Shorea leprosula) segar mempunyai berat total 970 g. Setelah dikering tanurkan berat¬nya menjadi 390 g. Berapa kandungan airnya ?
%KA={(970-390)/390}x100 = 149%
Perlu diingat bahwa apabila menghitung kandungan air, banyaknya air dinyatakan sebagai suatu persen berat kayu kering tanur. Metode penghitungan kandungan air ini adalah standar yang diterima untuk semua kayu gergajian, kayulapis, papan partikel, dan produk produk papan serat di Amerika Serikat dan di sebagian besar dunia. Tetapi dalam industri pulp dan kertas serta untuk kayu yang digunakan sebagai bahan bakar banyaknya air sering dinyatakan
sebagai persen berat total yaitu berat kayu ditambah airnya. Dalam praktek hasil hasil hutan
secara umum, apabila dasar untuk menghitung kandungan air tidak diberikan/dinyatakan maka
dapat dianggap atas dasar berat kering tanur. Apabila dasar berat basah digunakan, harus
ditunjukkan sebagai kandungan air (atas dasar berat basah).
Persamaan dasar untuk kandungan air dapat diubah ke bentuk bentuk yang mudah untuk
digunakan di dalam situasi-¬situasi yang lain. Misalnya, memecahkan persamaan untuk berat
kering tanur apabila berat basah diketahui yaitu menggunakan rumus :
BKT=berat basah / {1+(%KA/100)}
Jika air berhubungan dengan kayu baik kayu hidup maupun kayu dalam pemakaian, maka sesudah dinding sel jenuh dengan air akhirnya rongga sel akan terisi air bebas. Kadar air maksimum akan tercapai apabila semua rongga dalam dinding sel telah jenuh air dan rongga sel penuh dengan air.